Pelajaran Yang Saya Dapat Hari Ini

Assalamualaikum. Wr.Wb

 
Saudaraku, hari ini saya baru mendapat pelajaran yang sangat berharga. Semoga artikel ini bisa jadi bahan renungan pada diri kita masing-masing.

 
Seperti biasa, pukul 05.30 tadi pagi (26/10) saya berangkat untuk mengajar di salah satu SMA di Jakarta. Keluar dari rumah saya bertemu dengan tetangga saya yang bernama Mas Fahruddin. Dia seorang yang ramah, dan rajin beribadah di masjid. Dia menyapa saya “Pak… Berangkat”. Saya jawab “Ya nih mas, duluan ya”. Mas Fahruddin biasanya berangkat hampir sama dengan saya, kalau tidak duluan saya atau dia agak belakangan.

 
Namun saudaraku, jikalau ingin tahu. Mas Fahruddin ini berangkat kerja dengan mengayuh sepeda. Padahal jarak yang ditempuh dari rumahnya di bilangan Tangerang Selatan ke tempat kerjanya di daerah Tanah Abang Jakarta Pusat tidaklah dekat. Bisa dibayangkan betapa beratnya ia untuk mencapai tempat kerja. Namun, ketika saya tanyakan mengapa ia tidak menggunakan angkutan massal atau membeli motor saja, katanya uang gajinya lebih baik buat istri dan uang jajan anak saya saja. Sungguh betapa terenyuhnya saya.

 
Kembali lagi ke cerita di atas.
Saya berangkat dan sampai di tempat mengajar seperti biasa, mungkin begitu pula dengan mas Fahruddin. Namun, ketika siang harinya sekitar pukul 11.00, saya mendapat kabar bahwa Mas Fahruddin meninggal karena mengalami kecelakaan kerja di tempat kerjanya. Saya agak terkejut, dikarenakan tadi pagi saya masih bersapa dengannya.

 
Tidak perlu saya jelaskan disini apa yang dialami Mas Fahruddin, karena disini saya ingin mengingatkan kembali bahwa “Kematian bisa datang kapan saja”. Bahkan diri kita, tidak ada yang tahu 1 menit, 10 menit, atau beberapa jam lagi bisa saja akan menghadapi pemutus segala kehidupan dunia dan kenikmatannya, yaitu kematian. Seperti hadist:

 
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menganjurkan agar banyak mengingat kematian. Beliau bersabda, “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (maut),” (HR. At-Tirmidzi, hasan menurutnya).

 
Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)

 

 
Saudaraku,
Coba bayangkan seandainya hari ini, kita berada di posisi Mas Fahruddin. Mungkin sekarang kita sudah tidak bisa membaca artikel ini lagi, entah apa yang kita alami di alam barzah sana.

 
Terakhir dari saya…
Semoga arwah dan ibadah Mas Fahruddin di terima oleh Allah SWT..
Dan untuk kita yang masih diberi kesempatan menghirup nafas sampai saat ini, pergunakan kesempatan hidup kita ini untuk mengumpulkan bekal untuk nanti di akhirat. Syukron telah membaca artikel saya, walaupun sedikit, semoga bisa diambil hikmahnya.

 
Wassalamualaikum Wr.Wb

This Post Has One Comment

Leave a Reply